Selamat hari Kartini spesial untuk nyonya besar dirumah

| Selasa, 24 April 2012

Emak saya
aku tidak kenal sama sekali yang namanya Kartini
aku pun tidak tahu sama sekali tentang dia
apakah dia benar-benar seperti yang ada dalam pelajaran sejarah yang selalu dikatakan oleh guru ku waktu masih dibangku SMP atau tidak
tapi aku sangat mengenai beliau yang ada difoto ini
karena beliau lah aku ada, walaupun rada-rada crewet
tetapi karena beliaulah aku bisa menjadi seperti sekarang ini
dan karena kasih sayangnya yang tulus kepadaku (walaupun selalu menjadi radio rusak yang selalu siaran membangunkan tidurku dipagi hari)
membuatku mengerti bahwa perempuan memang harus dihormati
singkat kata seperti yang ada dibaju Mr. Alexander Meringsaya sayang mak saya”.

Martini didik anak Bangsa di Sempadan Negara

| Selasa, 03 April 2012


makan bersama saat perjalan menuju Badat
sungai sekayam yang ditempuh untuk menuju Badat
di dalam pembukaan UUD 1945 dari alinea ke empat yang berbunyi “Mencerdaskan kehidupan bangsa” dan ada juga yang mengatakan, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, agaknya hal ini tidak terlalu berlebihan diberikan kepada guru-guru yang rela meninggalkan keluarga, anak serta suami demi mencerdaskan anak-anak generasi penerus bangsa, salah satunya adalah Martini (45 tahun) yang ditugaskan untuk mendidik anak-anak suku Dayak pedalaman dikampung Badat, kecamatan Entikong, beliau adalah kepala sekolah di SDN No. 14 badat, yang rela meninggalkan 4 orang anak serta suaminya di desa Semanget, kecamatan Entikong, kabupaten Sanggau, dengan dibantu oleh 3 orang tenaga guru PNS yaitu Antonia tri winarni (25 tahun) lulusan D2 PGSD Pontianak, prodi matematika beberapa tahun yang lalu, mengorbankan masa mudanya bertugas didaerah yang masih terisolir ini, Pak Abas yang berasal dari Sekajang dan Ibu Muliana dari Sintang, serta 2 orang guru bantu dari Badat yaitu Rusianto dan Maria siah. demi cita-cita untuk mencerdaskan anak bangsa, suku Dayak khusunya yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah dan nyaris terlupakan. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana belajar serta perjalanan yang cukup jauh ditempuh untuk mencapai tempat tersebut tidak menyulutkan semangat mereka untuk mengabdi kepada rakyat dan ikut mencerdaskan anak bangsa. Untuk mencapai kampung Badat dapat menggunakan jalur air dengan route perjalanan dari sungai Sekayam di Entikong dengan menggunakan motor air atau speed boat, kemudian melewati Sontas, Serangkang, Merau, Entabang, Mangkau, Pala Pasang, Suruh Engkadok, Suruh Tembawang, perjalanan yang ditempuh 7 sampai 8 jam untuk mencapai Dusun Badat, desa Suruh Tembawang. melewati beberapa riam yang cukup extreme namun disana anda dapat melihat pesona alam yang sangat indah dan dapat menghirup udara segar yang bebas polusi.
 

Copyright © 2010 catatan