| Minggu, 14 April 2013
panjat pinang ala mak-mak
perjuangan mak-mak demi mendapatkan panci


| Rabu, 28 November 2012
Jika esok pagi menjelang,
akan aku tantang matahari yang terbangun dari tidur lelap nya..
Karena hanya sinar aku lah yang kelak akan mampu menghangatkan dingin nya hatimu.
Dicintai dan disayangi kamu adalah anugerah terindah yang tuhan berikan padaku.
aaaasssseeeeeekkk.....
| Senin, 21 Mei 2012
foto mobil santana jurusan pontianak - Entikong yang saya tumpangi, ditabrak oleh 2 orang lelaki yang melaju dari arah ahmad yani, dan menabrak mobil taxi santana yang sedang berhenti karena pada saat itu jalanan sedang macet disebabkan oleh kecelakaan motor, sesaat sebelum mobil santana ditabrak dari arah belakang dan menyebabkan kaca belakang mobil pecah

pada saat dialog dengan pihak kepolisian tentang kronologis kejadian, kecelakaan ini terjadi pada tanggal 12 mei 2012, di jalan ahmad yani 2, sekitarb jam 4.30 sore, pada saat itu taxi santana hendak menjemput penumpang di Supadio

kondisi motor yang menabrak mobil santana yang diamankan diatas mobil patroli, 1 dari 2 orang pengendara sepeda motor ini kondisinya cukup parah, kaki kanan patah karena terpental dan tertimpa sepeda motor, kepalanya terdapat 15 luka jahitan karena yang pada saat itu menggunakan helm menghantam kaca belakang mobil dan menyebabkan kaca mobil mejadi pecah

Kakek tua

| Kamis, 10 Mei 2012
ilustrasi
tradisi menyumpit umumnya dilakukan oleh suku dayak pada zaman dahulu untuk melumpuhkan hewan buruannya, dan belum mengenal senjata.
jadi saya punya cerita yang belum tahu kebenarannya, tap ini sering dijadikan lelucon oleh teman-teman saya dikost. didaerah pedalaman kalimantan Barat, khususnya perbatasan, masih lumayan terbelakang.
jadi pada suatu hari kampung tersebut dikunjungi oleh seorang oknum aparat yang membawa senjata.

tiba-tiba seorang kakek tua mendekat ke oknum aparat tersebut dan berbicara "coba rasa tembak saya dengar suara"

kemudian aparat tersebut menampar kakek itu, karena senjata yang dia bawa adalah senjata sungguhan dan bukan buat main-main.

ilustrasi
kakek tua itu sedikit bingung, mengapa dia ditampar??? tetapi beliau terus berkata "coba rasa tembak saya dengar suara"

aparat tersebut pun kembali menamparnya

sampai ketiga kalinya kakek tua tersebut berkata "coba rasa tembak saya dengar suara"

kemudian aparat tersebut merasa geram dan menganggap dia dilecehkan
dan kakek  itu pun ditembak, dan meninggal.


ternyata yang kakek tua itu maksud adalah "tolong tembakkaan senjata itu, beliau ingin mendengar suaranya" karena beliau belum pernah mendengarkan suara senjata dan hanya mendengar cerita, tapi oleh karena salah pengertian karena keterbatasan dalam penguasaan bahasa, menjadi salah pengertian dalam komunikasi.membuat percakapan antara oknum aparat dan kakek tua itu menjadi ENJEL (Endak jelas).

NB : ini hanya cerita, tanpa ada unsur untuk menyinggung pihak manapun ...!!!
terimakasih.

Batas Negeri

|
pada suatu ketika teman saya yang bernama Maya pergi kesalah satu daerah pedalaman di Kecamatan Entikong untuk bertemu pacarnya yang bernama Awang. setelah tiba disana, dia disambut baik oleh keluarga dari pacarnya, karena begini lah ciri khas orang kampung dalam menyambut tamu, dengan sambutan hangat. setelah basa basi bicara bersama keluarga pacarnya dengan bahasa seadanya, karena kebetulan orang tua pacarnya kurang mengerti bahasa Indonesia. harap maklum saja, karena daerah tersebut cukup terisolir dan lumayan terbelakang dalam bidang pendidikan maupun penguasaan terhadap teknologi, karena akses untuk mencapai daerah tersebut juga lumayan sulit. 
ilustrasi

singkat cerita, tiba lah saat makan malam bersama, dengan sayur seadanya dan udang hasil tangkapan, makan pun dibuka dengan doa makan.tiba-tiba orang tua sang pacar ini menawarkan maya untuk makan 

"maya....makan undang-undang, dengan sedikit menahan tawa dia pun mengambil udang tersebut
undang-undang yang beliau maksud itu adalah Udang.

kemudian orang tua sang pacar berbicara lagi "meeeehhhhh.....awang banun undang-undang je ka' kusing (sambil mengangkat tangannya tinggi-tingi seolah-olah tempat itu bisa terlihat dari kejauhan)"
yang artinya udang ini awang bawa kekuching".

miris....mereka yang katanya bangsa Indonesia namun tidak dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, namun walaupun demikian, mereka tetap cinta Indonesia.

Selamat hari Kartini spesial untuk nyonya besar dirumah

| Selasa, 24 April 2012

Emak saya
aku tidak kenal sama sekali yang namanya Kartini
aku pun tidak tahu sama sekali tentang dia
apakah dia benar-benar seperti yang ada dalam pelajaran sejarah yang selalu dikatakan oleh guru ku waktu masih dibangku SMP atau tidak
tapi aku sangat mengenai beliau yang ada difoto ini
karena beliau lah aku ada, walaupun rada-rada crewet
tetapi karena beliaulah aku bisa menjadi seperti sekarang ini
dan karena kasih sayangnya yang tulus kepadaku (walaupun selalu menjadi radio rusak yang selalu siaran membangunkan tidurku dipagi hari)
membuatku mengerti bahwa perempuan memang harus dihormati
singkat kata seperti yang ada dibaju Mr. Alexander Meringsaya sayang mak saya”.

Martini didik anak Bangsa di Sempadan Negara

| Selasa, 03 April 2012


makan bersama saat perjalan menuju Badat
sungai sekayam yang ditempuh untuk menuju Badat
di dalam pembukaan UUD 1945 dari alinea ke empat yang berbunyi “Mencerdaskan kehidupan bangsa” dan ada juga yang mengatakan, guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, agaknya hal ini tidak terlalu berlebihan diberikan kepada guru-guru yang rela meninggalkan keluarga, anak serta suami demi mencerdaskan anak-anak generasi penerus bangsa, salah satunya adalah Martini (45 tahun) yang ditugaskan untuk mendidik anak-anak suku Dayak pedalaman dikampung Badat, kecamatan Entikong, beliau adalah kepala sekolah di SDN No. 14 badat, yang rela meninggalkan 4 orang anak serta suaminya di desa Semanget, kecamatan Entikong, kabupaten Sanggau, dengan dibantu oleh 3 orang tenaga guru PNS yaitu Antonia tri winarni (25 tahun) lulusan D2 PGSD Pontianak, prodi matematika beberapa tahun yang lalu, mengorbankan masa mudanya bertugas didaerah yang masih terisolir ini, Pak Abas yang berasal dari Sekajang dan Ibu Muliana dari Sintang, serta 2 orang guru bantu dari Badat yaitu Rusianto dan Maria siah. demi cita-cita untuk mencerdaskan anak bangsa, suku Dayak khusunya yang selama ini kurang diperhatikan oleh pemerintah dan nyaris terlupakan. Dengan keterbatasan sarana dan prasarana belajar serta perjalanan yang cukup jauh ditempuh untuk mencapai tempat tersebut tidak menyulutkan semangat mereka untuk mengabdi kepada rakyat dan ikut mencerdaskan anak bangsa. Untuk mencapai kampung Badat dapat menggunakan jalur air dengan route perjalanan dari sungai Sekayam di Entikong dengan menggunakan motor air atau speed boat, kemudian melewati Sontas, Serangkang, Merau, Entabang, Mangkau, Pala Pasang, Suruh Engkadok, Suruh Tembawang, perjalanan yang ditempuh 7 sampai 8 jam untuk mencapai Dusun Badat, desa Suruh Tembawang. melewati beberapa riam yang cukup extreme namun disana anda dapat melihat pesona alam yang sangat indah dan dapat menghirup udara segar yang bebas polusi.
 

Copyright © 2010 catatan