|
pak Martinus saat orasi menolak kenaikan BBM |
Dalam rangka memperingati HPI (hari perempuan
internasional) yang ke-101 kamis (8/3/2012) Anggota DPRD provinsi, komisi D pak
Martinus Sudarno dari fraksi PDIP bersama mahasiswa yang terdiri dari beberapa
element yang tergabung dalam AMKB (Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat) menolak
kenaikan BBM dan diskriminasi terhadap kaum perempuan. Aksi dimulai pada jam 09.00 WIB
ditugu digulist Pontianak dan dilanjutkan dengan long march dari bundaran tugu
digulist menuju kantor DPRD Provinsi. Seluruh massa aksi berkesempatan untuk
berdialog bersama dengan pak martinus diruang serba guna DPRD tentang
masalah-masalah yang ada di Kalimantan Barat dikesempatan ini juga beliau membicarakan tentang isu-isu perbatasan, saya salah satu dari peserta dialog tersebut menanyakan tentang rencana pembangunan PETRONAS di Entikong yang telah disetujui oleh Bupati Sanggau hasil kerjasama antara AP3i dan pengusaha dari Malaysia, karena mengingat susahnya mendapat pasokan BBM di daerah perbatasan karena dengan keluarnya izin ini tentunya akan keluar izin-izin berikutnya dan tidak menutup kemungkinan PERTAMINA akan kalah saing dengan PETRONAS karena bensin Petronas setara dengan pertamaxnya Pertamina, untuk masalah harga PETRONAS kurang lebih RM2.00 sedangkan pertamax indonesia 9000 rupiah, dan setiap hari kendaraan dari Indonesia di perbatasan yang mengisi bahan bakar kendaraan mereka di PETRONAS Tebedu. pertanyaannya adalah apa yang bisa diberikan pemerintah untuk rakyat diperbatasan, menangani pasokan minyak saja kami harus meminta ke Malaysia ???
|
pak Martinus saat menandatangani petisi |
Dalam aksi ini juga dilakukan penandatanganan
petisi yang dilakukan oleh mahasiswa, masyarakat dan Pak Martinus. Pada kesempatan
ini beliau menegaskan bahwa apapun kebijakan dari pemerintah yang tidak
berpihak kepada rakyat, dalam artian merugikan rakyat Kalimantan Barat
khususnya, beliau selaku wakil rakyat dan penyambung lidah rakyat Kalimantan
Barat siap memperjuangkannya hingga ke pusat. Setelah selesai dialog, beliau
bersama massa aksi AMKB bersama-sama long
march dari gedung DPRD menuju tugu digulist, beliau juga melakukan orasi
ilmiah, bukti ketegasan beliau menolak kenaikan BBM yang dirasa akan semakin
menyengsarakan rakyat. dengan kenaikan BBM Otomatis biaya hidup akan semakin
mahal dan ini berdampak kepada semua sektor baik buruh, nelayan, petani, dan khususnya masyarakat perbatasan, belum naik saja hrg BBM disana sudah mahal, apa lagi kalau dinaikkan, berapa lagi kami harus membeli bensin per liter. nasib jadi anak perbatasan.
0 komentar:
Posting Komentar